Rabu, 13 Juni 2012

Candi Prambanan

Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Indonesia. Candi ini, terletak di daerah Prambanan, perbatasan antara Daerah Istimewa Yogyakarta dan Klaten, Jawa Tengah. Oleh karena itu candi ini dinamai Prambanan. Disebut juga Candi Roro Jonggrang.
Candi Prambanan merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Hindu. Dibangun pada masa raja Rakai Pikatan dan selesai pada masa pemerintahan raja Daksa.
Di dalam kompleks candi Prambanan terdapat banyak candi. Kompleks candi Prambanan dibagi menjadi tiga halaman atau pelataran berikut :
  1. Pelataran pertama. Merupakan halaman paling luar. Di pelataran ini tidak terdapat candi.
  2. Pelataran kedua. Merupakan halaman tengah. Terdapat  224 Candi Perwara, yaitu candi yang berukuran kecil.
  3. Pelataran ketiga. Merupakan halaman tempat candi induk berada. Pada pelataran ini terdapat Candi Syiwa, Candi Brahma, dan Candi Wisnu. Candi Syiwa adalah candi yang paling besar atau disebut juga candi induk.
Candi induk dan Candi kecil di Pelataran Candi  Prambanan

Di depan Candi Wisnu terdapat Candi Garuda. Di depan Candi Syiwa terdapat Candi Nandi, dan di depan Candi Brahma terdapat Candi Angsa. Dalam kepercayaan Hindu, Garuda adalah kendaraan Dewa Wisnu, Nandi yang berupa lembu adalah kendaraan Dewa Syiwa, dan Angsa adalah kendaraan Dewa Brahma. 
Pada Candi Prambanan terdapat banyak relief. Pada Candi Syiwa terdapat relief yang menggambarkan cerita Ramayana. Pada Candi Brahma terdapat relief yang merupakan kelanjutan dari relief Candi Syiwa. Dan pada Candi Wisnu terdapat relief yang menggambarkan cerita Kresnayana.

Selasa, 12 Juni 2012

Candi Borobudur


Candi Borobudur yang dikelilingi pemandangan Bukit Menoreh

Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar di Indonesia. Candi Borobudur terletak di Magelang, Jawa Tengah. Bangunan candi dikelilingi oleh Bukit Menoreh yang membentang dari timur ke barat. Nama Borobudur sendiri berasal dari kata boro dan budur. Boro berarti biara yang artinya kompleks candi atau asrama. Budur berasal dari kata bedudur yang berarti atas. Jadi, Borobudur dapat diartikan sebagakompleks candi yang terletak di atas bukit.

Candi Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga dari kerajaan Mataram Buddha pada tahun 824 Masehi. Pembangunan candi ini bertujuan untuk menghormati para pendiri Dinasti Syailendra, mengingat Samaratungga merupakan keturunan Dinasti Syailendra juga. Dalam perkembangannya, Candi Borobudur berfungsi sebagai bangunan suci umat Buddha. Perancang bangunan candi (arsitek) adalah Gunadharma.
Bangunan candi Borobudur berbentuk stupa raksasa. Bangunan ini mempunyai sepuluh tingkatan. Enam tingkat berbentuk persegi, tiga tingkat berbentuk bundar, satu tingkat paling atas berbentuk stupa induk. Secara garis besar, bangunan candi Borobudur dibagi menjadi tiga tingkatan :
  1. Bagian kaki (Kamadhatu)
  2. Bagian tengah (Rupadhatu)
  3. Bagian atas (Arupadhatu)
Candi Borobudur mempunyai 505 arca Buddha. Pada dindingnya terdapat relief sepanjang empat kilometer. Relief adalah gambar yang diukir pada dinding candi. Relief pada dinding candi Borobudur bercerita tentang kehidupan Sang Buddha Gautama.

Relief yang menggambarkan kelahiran Sang Buddha

Tembang Macapat

Tembang macapat berasal dari kata ma (tumuju) dan capet (maya atau gaib). Macapat berarti puji - pujian yang ditujukan kepada Tuhan. Pada zaman dahulu, tembang macapat digunakan sebagai sarana dakwah penyebaran agama Islam di Jawa dalam bentuk kidung. Istilah lain dari tembang macapat adalah Sekar Alit atau Sekar Dagelan. 

Tembang macapat termasuk puisi Indonesia yang tergolong tua ini penciptanya adalah beberapa wali, misalnya :
  • Tembang Durma diciptakan oleh Sunan Bonang
  • Tembang Kinanthi diciptakan oleh Sunan Pajang / Sunan Kuning
  • Tembang Mijil diciptakan oleh Sunan Geseng
  • Tembang Pocung diciptakan oleh Sunan Murya
1. Macam Tembang Macapat
Macam tembang macapat menurut buku Mbombong Manah (tedjohadisoemarto, 1958) ada 11 tembang yaitu :

1. Maskumambang : (4 gatra : 12i, 6a, 8i, 8a)
Maskumambang artinya emas yang terapung. Emas diibaratkan sebagai cita - cita atau harapan baik seseorang yang masih terapung - apung atau belum pasti didapatkan. Watak tembang ini yaitu rasa sedih atau nelangsa.
2. Mijil : (6 gatra : 10i, 6o, 10e, 10i, 6i, 6u)
Mijil artinya keluar. Maksudnya, mengeluarkan isi hati atau yang ada di dalam diri. Mijil mempunyai watak senang, mengandai - andai, dan penuh harapan.
3. Sinom : (9 gatra : 8a, 8i, 8a, 8i, 7i, 8u, 7a, 8i, 12a)
Sinom artinya yang muda. Orang yang masih muda biasanya berani dan tidak memikirkan resiko apa yang akan terjadi. Sinom mempunyai watak riang, gembira, dan centil yang merupakan sifat anak muda.
4. Gambuh : (5 gatra : 7u, 10u, 12i, 8u, 8o)
Gambuh artinya cocok atau jodoh. bagaikan orang yang telah menumukan jodohnya yang lama diimpikannya. Watak tembang gambuh yaitu senang karena sudah cocok atau rumaket.
5. Kinanthi : (6 gatra : 8u, 8i, 8a, 8i, 8a, 8i)
Kinanthi artinya digandeng atau diajak. Maksudnya, orang yang suka dengan persahabatan. Watak tembang ini yaitu damai dan mengeluarga (semanak).
6. Pangkur : (7 gatra : 8a, 11i, 8u, 7a, 12i, 8a, 8i)
Pangkur berasal dari kata pang dan kurPang artinya cabang pohon sedangkan kur berasal dari kata mungkur yang artinya telah meninggal. Maksudnya orang yang sudah tua harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian seperti pohon yang sudah tua pasti ditinggalkan daunnya.Watak tembang pangkur yaitu mantab dan ikhlas.
7. Dhandhanggula : (10 gatra : 10i, 10a, 8e, 7u, 9i, 7a, 6u, 8a, 12i, 7a)
Dhandang artinya warna hitam yang melambangkan keabadian sedangkan gula berarti manis sebagai lambang kebahagiaan dan keindahan. Maksudnya seseorang yang telah berumah tangga selalu mengharapkan keindahan yang abadi. Watak tembang dhandhanggula yaitu indah dan berwibawa.
8. Asmaradana : (7 gatra : 8i, 8a, 8e/o, 8a, 7a, 8u, 8a)
Asmara berarti cinta sedangkan dana artinya memberi. Watak tembang asmaradana yang lila atau rela hati.
9. Durma : (7 gatra : 12a, 7i, 6a, 7a, 8a, 5a, 7i
Durma artinya keras hati. Tembang ini cocok untuk menggambarkan perang. Watak tembang ini serang atau bernafsu seperti orang perang.
10. Pocung : (4 gatra : 12u, 6a, 8i, 12a)
Pocung berasal dari kata pocong yang berarti kafan atau bungkus. Maksudnya sesuatu yang dibungkus merupakan rahasia. Biasanya berbentuk teka teki untuk ditebak dan dilontarkan dengan santai dan polos yang merupakan wataknya
11. Megatruh : (5 gatra : 12u, 8i, 8u, 8i, 8a)
Megatruh berasal dari kata megat yang berarti memutus dan ruh yang berarti nyawa. Maksudnya nyawa yang telah putus dari raganya alias meninggal. Setiap kematian pasti ada kesedihan. Kesedihan itulah yang menjadi watak tembang megatruh. 


2. Ciri Struktural Tembang Macapat
  • Gatra : Baris dari tiap tembang
  • Guru wilangan : Jumlah suku kata tiap - tiap baris
  • Guru lagu : Huruf vokal pada tiap akhir baris
  • Pada : Himpunan kalimat tembang yang berakhir sampai pada lungsi (titik)
  • Pupuh : Himpunan dari tembang macapat beberapa pada

Selasa, 06 Maret 2012

Gamelan Jawa

Gamelan adalah seperangkat alat musik tradisional jawa yang menghasilkan suara khas. Menurut wujudnya,  gamelan jawa ada 2 macam : gamelan gedhe dan gamelan barut. Gamelan jawa dimainkan dalam tangga nada pentatonis dengan laras slendro dan laras pelog. Laras slendro memiliki 5 nada yaitu : 1(ji) 2(ro) 3(lu) 5(mo) 6(nem). Sedangkan laras pelog memiliki 7 nada yaitu : 1(ji) 2(ro) 3(lu) 4(pat) 5(mo) 6(nem) 7(pi).

Musik gamelan dimainkan untuk mengiringi tarian, pertunjukan wayang, atau dimainkan sendiri (karawitan). Pemain / penabuh gamelan dinamakan niyaga, penyanyi wanita dinamakan pesindhen, dan penyanyi pria dinamakan waranggana.


Seperangkat Gamelan di Kraton Yogyakarta

Di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta terdapat beberapa gamelan terkenal. Gamelan - gamelan itu, tersimpan di Kraton Surakarta dan Kraton Yogyakarta, Puro Mangkunegaran, dan Puro Pakualaman.

1. Gamelan di Kraton Surakarta
    - Gamelan Sekaten Nagajenggot dan Kyai Jimat                 
    - Gamelan Larasati                                                             
    - Gamelan Gunturmadu                                                       
    - Gamelan Pangasih
    - Gamelan Manisrengga
    - Gamelan Kadukmanis 
2. Gamelan di Kraton Yogyakarta
    - Gamelan Sekaten Nagawilaga dan Guntursari                    
    - Gamelan Mikatsih                                                             
    - Gamelan Medarsih
    - Gamelan Siratmadu
    - Gamelan Harjamulya
    - Gamelan Harjanagara
3. Gamelan di Puro Mangkunegaran
    - Gamelan Kanyutmesem                                                    
    - Gamelan Udan Asih                                                          
    - Gamelan Udan Arum
    - Gamelan Udan Riris
    - Gamelan Lipur Tamba Neng
4. Gamelan di Puro Pakualaman
    - Gamelan Pungawesari
    - Gamelan Tlagamuncar
    - Gamelan Gangsa P.B. X

Senin, 05 Maret 2012

Batik Indonesia

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya budaya Jawa) sejak lama. Kata "batik" berasal dari dua kata berbahasa jawa : "amba" yang bermakna menulis dan "titik" yang bermakna titik. Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang di dalam masyarakat. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tradisional hanya dikenakan oleh keluarga dan kerabat Keraton Surakarta dan Yogyakarta.

Batik merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia yang sampai saat ini masih dilestarikan keberadaannya. Bahkan UNESCO mengakui batik Indonesia sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non bendawi (masterpiece of oral and intangible heritage of humanity) pada 2 Oktober 2009.

Corak Batik 
Ragam corak dan warna batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dikenakan oleh kalangan tertentu. Namun, batik pesisiran menyerap berbagai pengaruh asing, seperti para pedagang asing dan juga para penjajah bangsa ini di masa lampau. Warna - warna cerah, seperti merah dipopulerkan oleh masyarakat Tionghoa yang juga memopulerkan corak phoenix. Bangsa Eropa juga mengambil minat pada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda - benda yang dibawa oleh penjajah ( seperti kereta kuda, dsb.) termasuk juga warna kesukaan mereka, biru. Tetapi batik tradisional tetap mempertahankan corak dan warnanya, dan masih dipakai dalam upacara - upacara adat, karena biasanya setiap corak memiliki perlambangan masing - masing.

 Salah satu corak batik Solo

Cara Pembuatan Batik
  1. Molani, yaitu membuat pola atau desain batik di atas kain mori yang digambar menggunakan pensil
  2. Pola yang sudah ada kemudian dibentuk lagi dengan canting yang berisi cairan lilin yang disebut "malam"
  3. Kain yang telah dilukis kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan 
  4. Setelah diwarna, batik kemudian direndam dalam air mendidih untuk menghilangkan cairan lilin atau "malam" tadi. Proses ini disebut "nglorod batik"
  5. Setelah proses "nglorod batik", kain tadi lalu dijemur 

Jenis Batik Menurut Teknik
  • Batik Tulis : Kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan
  • Batik Cap : Kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik menggunakan cap (terbuat dari tembaga)
Beberapa Motif Batik Nusantara :
Batik Jawa Hokokai 
Batik Tiga Negeri
Batik Lasem